1. Tentukan Standar Desain
Sebelum memulai desain di SAP2000, tentukan standar yang akan digunakan. Untuk Indonesia, Anda dapat mengacu pada:
– SNI 1726:2019 – Beban Gempa untuk Bangunan dan Struktur Lain.
– SNI 2847:2019 – Peraturan Beton Bertulang untuk Struktur Gedung.
– SNI 1727:2020 – Beban Minimum untuk Perancangan Gedung.
Tips:
– Pastikan Anda memiliki salinan standar ini sebagai referensi.
– Jika proyek berskala internasional, pilih standar lain seperti AISC (baja) atau ACI (beton).
2. Tentukan Data Geometri Gedung
Sebelum membuat model di SAP2000, tentukan dimensi dan bentuk gedung. Untuk gedung perkantoran 3 lantai, data yang biasanya diperlukan meliputi:
– Ketinggian Lantai: Misalnya, lantai dasar setinggi 4 meter dan lantai atas masing-masing 3,5 meter.
– Dimensi Denah: Tentukan panjang dan lebar gedung (misalnya 20 m x 15 m).
– Grid Kolom dan Balok: Buat jarak antar kolom yang seragam, seperti 5 meter.
Tips:
Gunakan diagram atau sketsa awal sebagai panduan saat membuat grid di SAP2000.
3. Identifikasi Beban yang Akan Digunakan
Definisikan jenis-jenis beban yang akan diterapkan pada struktur:
– Beban Mati (Dead Load):
1. Berat sendiri struktur (balok, kolom, pelat lantai).
2. Berat tambahan seperti finishing lantai atau plafon.
3. Contoh: Berat pelat lantai beton bertulang biasanya dihitung sekitar 2.4 ton/m³.
– Beban Hidup (Live Load):
1. Beban dari aktivitas manusia, furnitur, dan peralatan.
2. Untuk gedung perkantoran, SNI 1727 merekomendasikan beban hidup sebesar 2,5 kN/m².
– Beban Gempa (Earthquake Load):
1. Gunakan zona gempa sesuai lokasi proyek di Indonesia berdasarkan SNI 1726.
2. Pastikan Anda memiliki data percepatan tanah maksimum (PGA) dari Peta Gempa Indonesia.
Trik:
Gunakan fungsi Auto Lateral Load di SAP2000 untuk menghitung beban gempa secara otomatis.